Tiongkok Akan Kirim Astronot ke Bulan

Rencana Tiongkok mengirim astronot ke bulan sebelum 2030 menandakan perlombaan eksplorasi luar angkasa semakin cepat.

Deputi Direktur Badan Luar Angkasa Tiongkok, Lin Xiqiang, sudah mengkonfirmasi tujuan Beijing untuk mengirim astronot ke bulan dalam konferensi pers tahun lalu.

Lin juga mengatakan Tiongkok berencana memperluas stasiun luar angkasa yang terbang di orbit dengan modul tambahan. 

Misi ini akan dimulai dengan tiga orang kru baru dijadwalkan terbang dengan pesawat Shenzhou 16 menuju stasiun luar angkasa Tiongkok, yaitu Tiangong.

Mereka rencananya akan berada di stasiun luar angkasa itu bersama tiga orang astronot lainnya yang sudah lebih dulu berada di sana.

Awak kru baru itu termasuk satu orang warga sipil pertama yang ikut misi antariksa Tiongkok. 

Baca juga: Interlune Akan Eksplorasi Helium-3 di Bulan

Sebelumnya, semua awak stasiun luar angkasa merupakan anggota Tentara Pembebas Rakyat (PLA), sayap militer Partai Komunis.

Profesor astronomi Gui Haichao, bergabung dengan komandan misi Jing Haipeng dan teknisi pesawat luar angkasa Zhu Yangzhu sebagai pakar muatan. 

Tiongkok sudah menyelesaikan pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong pada bulan November lalu dengan modul ketiga, modul tempat tinggal Tianhe dan modul komando.

Misi antariksa berawak Tiongkok pertama dilakukan pada tahun 2003. 

Misi itu menjadikan Tiongkok negara ketiga setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat (AS) yang mengirimkan manusia ke luar angkasa.

Baca juga: Kereta Cepat Tiongkok Cetak Rekor Baru

Tiongkok membangun sendiri stasiun luar angkasanya setelah memutuskan pergi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Kabarnya, AS keberatan eratnya hubungan program luar angkasa Tiongkok dengan PLA.

Persaingan misi luar angkasa AS dan Tiongkok

Saat ini, misi luar angkasa menjadi ruang persaingan baru antara Tiongkok dan AS.

Dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini memperebutkan pengaruh diplomasi dan militer.

Sementara, AS ingin mengirimkan kembali astronotnya ke permukaan bulan pada akhir 2025.

Para astronot itu akan menuju kutub selatan bulan, di mana kawah yang mungkin sudah tertutup permanen diyakini penuh dengan air beku.

Kedua negara juga sedang mempertimbangkan untuk mendirikan pangkalan berawak di bulan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang hak dan kepentingan permukaan bulan. 

Baca juga: Berapa Kecepatan Pesawat Terbang Komersial?

Undang-undang AS sangat membatasi kerja sama program luar angkasa, sementara Tiongkok mengatakan menyambut baik kolaborasi dengan negara lain, meski terbatas pada penelitian ilmiah.

Selain program mereka di bulan, AS dan Tiongkok juga sudah mendaratkan rover ke Mars. 

Bila misi mendaratkan astronot ke bulan berhasil, Negeri Tirai Bambu otomatis mengukir sejarah baru dalam persaingan antariksa.

Tetapi sampai sekarang, belum ada informasi terbaru dari rencana ambisius ini.

Selain itu, Beijing juga berencana mengikuti langkah AS mendaratkan pesawat antariksa di sebuah asteroid.


Diterbitkan

dalam

oleh