Samsung melarang penggunaan alat AI generatif seperti ChatGPT setelah kebocoran data internal pada April 2024.
Data sensitif internal Samsung secara tidak sengaja bocor ke ChatGPT pada bulan lalu.
Saat ini, Samsung telah mengambil tindakan terkait penggunaan layanan kecerdasan buatan (AI) generatif.
Raksasa elektronik ini untuk sementara membatasi penggunaan alat AI generatif pada perangkat milik perusahaan.
Larangan tersebut mencakup komputer, tablet, dan ponsel, serta perangkat non-milik perusahaan yang berjalan di jaringan internal.
Baca juga: Samsung Bangun Pabrik Chip Raksasa di AS
Bukan hanya larangan terhadap ChatGPT, tetapi juga layanan yang menggunakan teknologi AI seperti Microsoft Bing dan Google Bard AI.
Larangan penggunaan alat AI generatif oleh Samsung awalnya dilaporkan oleh Bloomberg.
Aturan yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 2024 ini hanya berlaku untuk perangkat para pekerjanya.
Artinya, konsumen yang memiliki ponsel, laptop, dan perangkat Samsung lainnya tidak terkena dampaknya.
“Perusahaan sedang meninjau langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk menggunakan AI generatif guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi karyawan,” kata juru bicara Samsung kepada TechCrunch.
Pembatasan ini dikabarkan hanya bersifat sementara, hingga Samsung membangun langkah-langkah keamanan.
Baca juga: Apa Bedanya Google Bard AI dengan Gemini?
Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang aman untuk menggunakan AI generatif guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi karyawan.
Bloomberg mengatakan, perusahaan asal Korea Selatan ini sedang mengembangkan alat AI sendiri untuk pengembangan dan penerjemahan perangkat lunak.
Chatbot AI generatif OpenAI, ChatGPT, telah mendapatkan popularitas besar di seluruh dunia sejak diluncurkan pada bulan November lalu.
Pengguna mengandalkannya untuk memberikan jawaban tentang apapun berbasis teks.
Mulai dari penelitian dasar, hingga tugas-tugas yang berkaitan dengan bisnis.
Namun, dampak dari kemajuan di bidang AI menghadapi hambatan yang signifikan.
Alat AI generatif berpotensi melanggar hak cipta
Selain kebocoran data kepemilikan ke layanan seperti yang terjadi pada Samsung bulan lalu, pihak lain juga telah mencurigai potensi pelanggaran privasi data, pelanggaran hak cipta, dan ketidakakuratan dalam tanggapan ChatGPT.
Samsung awalnya mengizinkan karyawan menggunakan AI generatif mulai 11 Maret, khususnya di divisi solusi perangkat yang mengelola bisnis semikonduktor dan layar.
Setelah kebocoran data, Samsung meminta staf yang menggunakan alat AI generatif tidak mengirimkan informasi atau data pribadi apapun yang terkait dengan perusahaan.
Baca juga: Riset: Penggunaan Alat AI Jadi Pemicu Tren BYOAI
Pasalnya, hal itu dapat mengungkapkan kekayaan intelektual, menurut memo yang ditinjau oleh Bloomberg.
Salah satu masalah yang dicatat Samsung adalah sulitnya mengambil dan menghapus data di server eksternal.
Masalahnya adalah data yang dikirimkan ke alat AI tersebut dapat diungkapkan kepada pengguna lain.
Berdasarkan survei internal Samsung pada bulan April, sekitar 65% peserta mengatakan penggunaan alat AI generatif membawa risiko keamanan.
Selain Samsung, bank-bank besar termasuk Bank of America, Citi, Deutsche Bank, Goldman Sachs, Wells Fargo dan JPMorgan, juga membatasi penggunaan ChatGPT oleh karyawan.
Perusahaan teknologi besar lainnya di Korea Selatan, misalnya LG dan SK Hynix, sedang berjuang untuk membuat pedoman dalam menggunakan alat AI generatif.