Secara teoritis, printer 3D polimer terbaru hasil karya University of Maine punya kemampuan untuk membuat kendaraan militer, jembatan, dan lain sebagainya.
University of Maine (UMaine) baru saja meluncurkan printer 3D polimer terbesar di dunia pada 23 April 2024.
Acara peluncuran diadakan di Advanced Structures and Composites Center (ASCC), Amerika Serikat (AS).
Pihak universitas memberi nama Factory of the Future 1.0 (FoF 1.0) pada printer 3D ini, yang memecahkan rekor dunia printer terbesar dunia sebelumnya.
Mengutip siaran pers UMaine, FoF 1.0 mampu mencetak objek berukuran panjang 96 kaki (29,3 meter), lebar 32 kaki (9,7 meter), dan tinggi 18 kaki (5,5 meter).
Secara relatif, printer ini juga cukup cepat, karena dapat mencetak hingga 500 pon (227 kilogram) per jam. Itu seperti “mencetak” tiga orang setiap jam.
Artinya, FoF 1.0 mampu untuk membuat sebuah rumah tapak satu lantai hanya dalam waktu 80 jam.
Baca juga: Prediksi Tentang Masa Depan Global dan Skenario 2050
Kecepatan FoF 1.0 bisa beralih secara dinamis dengan menyelaraskan teknik pencetakan.
Teknologi itu berguna untuk menyesuaikan berbagai perbedaan aspek pekerjaan yang kompleks.
Kemudian, FoF 1.0 dapat menyesuaikan pencetakan antara manufaktur aditif skala besar, manufaktur subtraktif, penempatan pita kontinu, dan pengoperasian lengan robot.
Teknologi-teknologi yang ada membuat FoF 1.0 cocok untuk sejumlah industri, termasuk perumahan, infrastruktur, dan pengembangan kendaraan militer.
Mengembangkan bahan baku biobased
Setelah itu, printer unik ini akan mengembangkan berbagai inisiatif baru, termasuk pengembangan bahan baku biobased dari sisa kayu Maine yang melimpah.
Sehingga, sebagian besar bahan yang dihasilkan dari proses pencetakan dapat didaur ulang.
Upaya ini merupakan sebuah cara untuk menciptakan perumahan berkualitas, terjangkau, dan biaya produksi yang lebih efisien.
“pada dasarnya Anda dapat mendekonstruksinya, menggilingnya jika Anda mau dan melakukannya lagi,” ujar Dr. Habib Dagher, Direktur Pusat Struktur dan Komposit Lanjutan UMaine.
Baca juga: Kamera Canggih Ini Menangkap Triliunan Frames per Detik
Sementara itu, Direktur Pengembangan MaineHousing, Mark Wiesendanger, mengatakan bahwa teknologi ini merupakan cara yang bagus untuk membangun banyak perumahan terjangkau dengan cepat.
“Maine membutuhkan sekitar 80.000 rumah tambahan pada tahun 2030, khususnya untuk rumah tangga dengan pendapatan sama atau lebih rendah dari pendapatan median wilayah tersebut,” ungkap Mark.
Namun, bukan berarti para pekerja membangun benda ini hanya untuk membantu mereka yang tidak memiliki tempat tinggal.
Peneliti UMaine menerima dana dari Korps Insinyur Angkatan Darat, Departemen Pertahanan dan Departemen Energi.
Institusi-institusi pemerintah tersebut menginginkan laba atas investasi mereka, sehingga FoF 1.0 punya potensi untuk membuat kapal ringan, misalnya kapal selam dan kendaraan maritim lainnya.
Wakil Ketua Komite Alokasi Senat dan Subkomite Pertahanan, Susan Collins, menyebut printer tersebut sangat berharga bagi keamanan nasional AS.
UMaine membangun laboratorium penelitian baru seluas 14 ribu meter2
Lalu, UMaine akan segera membangun laboratorium penelitian baru yang bernama Green Engineering and Materials (GEM) Factory of the Future.
Pabrik ini akan menjadi rumah baru bagi percetakan UMaine, dengan tujuan untuk memfasilitasi dan meningkatkan praktek manufaktur yang lebih berkelanjutan.
Kemungkinan juga akan menampung printer yang lebih besar pada masa depan.
Baca juga: Tren Bandara Masa Depan yang Memenuhi Kebutuhan Global
Bersamaan dengan penelitian dan pengembangan, GEM juga membentuk Maine College of Engineering and Computing (MCEC).
Harold Alfond Foundation sebagai bagian dari UMS TRANSFORMS menjadi salah satu penyokong dana proyek pembangunan GEM.
Tujuannya adalah untuk memprioritaskan pengembangan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan perekonomian global yang semakin saling terhubung dan digital.