Starlink Berhenti Terima Pelanggan di Indonesia, Efek BRICS?

Hanya Brazil dari anggota BRICS yang menggunakan layanan internet Starlink. Tetapi, itu pun bukan tanpa masalah.

Layanan internet Starlink berhenti menerima pengguna baru di Indonesia dengan alasan kapasitas habis.

Informasi ini disampaikan Starlink melalui blog resmi mereka yang berjudul “Catatan Penting untuk Pelanggan Baru di Indonesia.”

“Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitas yang terjual habis di seluruh Indonesia,” tulis Starlink.

Kemudian, aktivasi kit baru juga dihentikan sementara untuk pelanggan yang membeli melalui retail atau penjual pihak ketiga.

Penyedia layanan internet asal Amerika Serikat (AS) ini tidak bisa memastikan, kapan bisa menerima pengguna baru Starlink di Indonesia kembali.

Baca juga: SpaceX Kirim 23 Satelit Internet Starlink ke Luar Angkasa

Mereka hanya menyampaikan akan bekerja sama dengan pihak lokal untuk membawa Starlink ke Indonesia secepat mungkin.

Pemberhentian pengguna baru Starlink di Indonesia seakan terjadi secara mendadak, sehingga menimbulkan spekulasi informasi di masyarakat mengenai keikutsertaan Indonesia ke dalam BRICS.

Jika dilihat dari peta ketersediaan di situs resminya, hampir semua negara yang memiliki status keanggotaan BRICS tidak menggunakan layanan internet Starlink.

Sebut saja Rusia, China, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Mesir, Ethiopia, India, dan Afrika Selatan, yang sampai saat ini (14/7/2025) tidak menggunakan Starlink.

Baca juga: Resmi! Harga Starlink Mini Portable Terungkap

Hanya negara di Amerika Selatan, yaitu Brazil, yang sudah menggunakan layanan internet Starlink. Tetapi, itu pun bukan tanpa masalah.

Brazil sempat membekukan rekening bank milik perusahaan Starlink imbas dari ketegangan Elon Musk dan pemerintah setempat terkait dengan platform X.

Selain itu, Badan Regulasi Telekomunikasi Brazil, Anatel, juga mengancam akan menyita 23 stasiun darat Starlink, yang menjadi tulang punggung layanan mereka di Brazil.

Belum lagi masalah tentang penggunaan ilegal di wilayah Amazon, dampak pada komunitas adat, persaingan bisnis, dan lain-lain.

Salah satu pasar paling potensial Starlink

Seperti yang diketahui, Starlink memiliki sekitar 265 ribu pelanggan di Brazil dan menguasai 46% pasar internet satelit di negara tersebut.

Banyaknya populasi yang tinggal di daerah terpencil membuat Negeri Samba menjadi salah satu pasar paling potensial bagi Starlink.

Baca juga: Ransomware Adalah Ancaman Global, Begini Cara Mengatasinya

Bila dilihat dari sisi bisnis, pangsa pasar yang sangat besar pasti menjadi “ladang subur” dan layak untuk dipertahankan, walaupun sarat akan kepentingan politik.

Mungkin hal ini yang menjadi alasan mengapa Starlink tetap mempertahankan layanan internetnya di Brazil.

Starlink sedang menambah kapasitas jaringannya di Indonesia

Namun tampaknya keikutsertaan Indonesia ke dalam BRICS bukan alasan Starlink berhenti menerima pelanggan baru.

Sebagai informasi, keputusan Starlink berhenti menerima pelanggan baru di Indonesia sepenuhnya dibuat berdasarkan kebijakan dari perusahaan penyedia internet berbasis satelit tersebut.

Kabar terbaru menyebutkan, saat ini Starlink sedang berusaha untuk menambah kapasitas jaringannya di Indonesia.

“Starlink sedang berproses untuk menambah kapasitas jaringannya melalui pita frekuensi E-Band untuk komunikasi dari gateway ke satelitnya,” kata Dirjen Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Wayan Toni, mengutip dari CNBC Indonesia, Senin (14/7/2025).

Ia menambahkan, proses evaluasi juga sedang dilakukan terhadap semua kewajiban Starlink di dalam Hak Labuh yang sudah diterbitkan sebelumnya.


Diterbitkan

dalam

oleh