Serangan bug yang melumpuhkan layanan global perlahan mulai pulih, namun masih membutuhkan waktu sebelum semua sistem berjalan normal.
Bisnis dan layanan global perlahan-lahan pulih setelah pemadaman TI besar-besaran yang berdampak pada sistem komputer selama berjam-jam pada hari Kamis (18/7/2024) lalu.
Dunia usaha, bank, rumah sakit, dan maskapai penerbangan termasuk yang paling terkena dampak setelah perusahaan keamanan siber CrowdStrike mengeluarkan pembaruan perangkat lunak yang salah dan berdampak pada Microsoft Windows.
CEO CrowdStrike, George Kurtz, meminta maaf atas gangguan ini dan mengatakan perbaikan telah dilakukan.
“Kami sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, wisatawan, dan siapa pun yang terkena dampak hal ini, termasuk perusahaan kami,” katanya kepada NBC.
Baca juga: Pengguna Windows 11 Diimbau untuk Segera Update OS
Walaupun begitu, Kurtz mengakui bahwa mungkin butuh waktu sebelum semua sistem kembali aktif dan berjalan.
“Mungkin diperlukan waktu bagi beberapa sistem yang secara otomatis tidak dapat pulih, tetapi kami memastikan (sistem) setiap pelanggan pulih sepenuhnya,” ujar Kurtz.
Saat ini, beberapa layanan sudah kembali berjalan normal. Misalnya di industri penerbangan, yang sebelumnya membatalkan ribuan penerbangan.
Meskipun begitu, operator maskapai memperkirakan beberapa penundaan dan pembatalan akan terus berlanjut hingga akhir pekan.
Baca juga: Penyedia Internet Memasang Malware di Komputer Pelanggannya
Banyak bisnis kini menghadapi situasi pesanan yang terlewat dan memerlukan waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya.
Layanan kesehatan di Inggris, Israel dan Jerman juga mengalami masalah, bahkan ada sebagian operasi yang terpaksa dibatalkan.
Kekacauan global telah memicu kekhawatiran atas kerentanan teknologi-teknologi yang saling terhubung di dunia, dan sejauh mana kesalahan perangkat lunak sedikit saja dapat berdampak luas.
Lumpuhnya layanan global mempengaruhi pengguna Windows
Masalah ini dimulai pada pukul 19:00 GMT pada hari Kamis, mempengaruhi pengguna Windows yang menjalankan perangkat lunak keamanan siber CrowdStrike Falcon.
Meskipun menurut Microsoft, keseluruhan masalahnya baru menjadi jelas pada Jumat pagi.
Setelah itu, tepatnya pada Jumat malam, masalah tersebut mulai mereda di banyak belahan dunia.
Hal itu ditandai dengan sistem check-in dan pembayaran di bandara, yang sebagian besar penerbangan sudah beroperasi.
Misalnya Bandara Internasional Hong Kong yang telah kembali beroperasi normal, menurut media pemerintah Tiongkok.
Baca juga: Ransomware Adalah Ancaman Global, Begini Cara Mengatasinya
Sementara itu, JP Morgan Chase, bank terbesar di Amerika Serikat, menyatakan pihaknya berupaya memulihkan layanan mesin ATM.
Kurtz mengatakan di X bahwa ada anomali yang ditemukan dalam satu pembaruan konten untuk host Windows.
“Banyak pelanggan yang me-reboot sistem dan sistem itu muncul dan dapat beroperasi,” cuitnya.
Saham CrowdStrike anjlok imbas dari kekacauan layanan global
Kekacauan global yang disebabkan oleh bug membuat saham CrowdStrike menurun secara signifikan.
Saham CrowdStrike turun sekitar 12% pada hari Jumat, mengalahkan saingannya SentinelOne dan Palo Alto Networks.
Masalah ini pertama kali diketahui di Australia, dan mungkin yang paling parah dirasakan di industri perjalanan udara.
Bandara mengalami penundaan, dengan antrean panjang karena penerbangan dibatalkan atau ditunda, pesawat dilarang terbang, dan penumpang terdampar.