Peran Gambar Potret di Media Sosial untuk Para Pencari Cinta

Jauh sebelum era media sosial, gambar potret sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu untuk memvisualisasikan kepribadian seseorang.

Media sosial saat ini lebih dikenal sebagai platform digital yang memungkinkan orang berinteraksi, berbagi informasi, dan berkomunikasi secara online.

Lebih dari itu, media sosial juga berguna sebagai wadah untuk mencari pasangan.

Cukup dengan mengunggah gambar potret, para pengguna bisa mencari atau mungkin mendapatkan pasangan yang sesuai dengan keinginannya.

Baca juga: Alat AI Pengubah Foto Jadi Video Realistis dari Microsoft

Menurut Richard Avedon, potret yang efektif mampu menarik perhatian orang lain karena kemampuannya untuk menangkap esensi dan kepribadian subjek, serta menciptakan hubungan emosional.

Ternyata, jauh sebelum era media sosial, gambar potret memang sudah digunakan sejak abad ke-15 untuk memvisualisasikan kepribadian seseorang.

Lukisan potret Anne of Cleves

Tertulis di dalam sejarah, potret Anna von der Mark (atau lebih dikenal dengan Anne of Cleves) yang dilukis oleh Hans Holbein the Younger, mampu menarik perhatian salah satu orang yang paling berkuasa di dunia saat itu, Raja Henry VIII.

Hans membuat lukisan potret Anne Of Cleves berdasarkan perintah dari Henry VIII, yang ingin melihat wajah Anne sebelum menikahinya.

Mengutip BBC, lukisan tersebut menggambarkan Anne sedang tersenyum tipis, sikapnya seakan sangat tenang dan lembut.

Lalu, ia terlihat menggunakan banyak perhiasan, mulai dari batu mulia yang menghiasi kepalanya, berbagai cincin “mahal” berjejer di jarinya, sampai pakaian berwarna merah dan emas yang sangat mewah menyelimuti badannya.

Walaupun tidak bertujuan untuk menggoda, namun lukisan karya Hans itu memiliki daya pikat tersendiri bagi Henry VIII.

Duta besar Henry VIII di Cleves bahkan menyiratkan bahwa potret Anne di dalam lukisan adalah penggambaran yang sangat akurat.

Baca juga: Prediksi Kamera Digital di Masa Depan

Oleh karena itu, pada 1539, Henry VIII memutuskan untuk meminang mantan Ratu Inggris tersebut.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa kata-kata tidak selalu menjadi jurus utama untuk menemukan cinta.

Beberapa kode tersembunyi atau sinyal visual juga menjadi andalan selama berabad-abad untuk membantu mendapatkan pasangan.

Munculnya tren cartes de visite

Seiring dengan perkembangan teknologi, gambar potret menjadi lebih mudah diakses berkat adanya ilmu fotografi.

Pada era Victoria, tren cartes de visite menjamur di Inggris. Cartes de visite adalah jenis foto kecil berukuran sekitar 9×6 cm, yang ditempelkan pada selembar kartu untuk dibagikan ke orang lain atau kekasih.

Seperti halnya dating apps modern, kartu-kartu tersebut memungkinkan orang untuk membuat kesan pertama yang menarik.

Baca juga: Janitor AI Character Jadi Teman Curhat Anak Muda Masa Kini

Penggunanya membuat foto potret dengan pose yang anggun, seakan ingin menunjukkan kesempurnaan pada diri mereka di cartes de visite.

“Ini memberi Anda kesempatan untuk menunjukkan jati diri Anda. Anda akan terlihat berstatus lebih tinggi,” tulis John Plunkett, asisten profesor Universitas Exeter di Journal of Victorian Culture.

Kartu-kartu itu bisa dengan mudah dipertukarkan dan berpotensi viral seperti halnya sebuah gambar yang mungkin viral daring saat ini.

Gambar potret dapat dikatakan memiliki peran penting dalam perkembangan media sosial, terutama dalam hal visual dan ekspresi diri.

Kemampuannya dalam menarik perhatian dan membangun identitas, membuat gambar potret menjadi sarana untuk membangun narasi diri.

Sejak kemunculannya, media sosial memang telah memberikan dampak yang signifikan di bidang teknologi, informasi, komunikasi, bahkan romantisasi.


Diterbitkan

dalam

oleh