Fokus Pada Digitalisasi & AI, Albania Kekurangan Tenaga Ahli

Dorongan yang kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa “memaksa” Albania untuk fokus pada digitalisasi dan AI yang dinilai lebih efisien.

Albania dikabarkan kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) di saat mereka sedang fokus pada digitalisasi.

Menurut seorang pakar AI Albania, Gerond Taçi, negaranya bukan hanya kekurangan SDM, namun juga pengetahuan, pusat data, dan dana.

“Peluncuran teknologi semacam itu membutuhkan rencana bertahap dengan kontrol dan perubahan hukum yang sesuai” ujar Taçi melansir Politico.

Kemudian, di tengah dorongan yang kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa (EU), Albania mau tidak mau harus melakukan digitalisasi.

Baca juga: Albania Berencana Gantikan Pejabat yang Korupsi dengan AI

“Tidak ada cara lain. Adaptasi harus terus berlanjut, dan rakyat Albania harus menyadari hal ini dan siap untuk transisi (ke digital),” jelas Taçi.

Proses negosiasi mengenai keanggotaan Albania di Uni Eropa sudah berlangsung sejak 2022.

Setelah itu, pada 2024, Perdana Menteri Albania, Edi Rama, mengumumkan bahwa pemanfaatan AI adalah salah satu cara untuk membantu negaranya mencapai tujuan tersebut.

Pasalnya, Albania harus memahami isi dari undang-undang, aturan, dan standar Uni Eropa. Jumlahnya sangat banyak, sekitar seperempat juta halaman.

Baca juga: Indonesia Akan Punya Bandar Antariksa di 2040?

Apabila menggunakan cara tradisional, butuh SDM yang besar dan juga waktu yang lama untuk mengerjakannya.

Maka dari itu, “Negara Elang” memiliki gagasan untuk memanfaatkan AI dalam menangani penerjemahan dan mengidentifikasi perbedaan hukum nasional dan Uni Eropa.

Meskipun tidak mungkin dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan, setidaknya AI bermanfaat dalam mempercepat proses identifikasi dokumen.

AI jadi yang pertama kali digunakan dalam proses keanggotaan EU

Proyek besar dalam memanfaatkan AI yang sedang dilakukan Albania sekaligus menjadi yang pertama kali digunakan dalam proses keanggotan Uni Eropa.

Demi mewujudkannya, Albania telah bermitra dengan Mira Murati, mantan kepala teknologi OpenAI dan pencipta ChatGPT, yang lahir di Albania Selatan.

“Kami menghubunginya pada minggu pertama setelah ChatGPT diluncurkan,” kata Rama. 

Baca juga: 5 Generator AI Gratis untuk Mengubah Teks Menjadi Suara

Ia melanjutkan, berkat kolaborasi tersebut, negosiasi dengan Uni Eropa sedang dilakukan dengan bantuan AI.

Negara yang berpenduduk lebih dari 2,7 juta jiwa itu memiliki target 5 tahun untuk menyelesaikan semua dokumen dan proses integrasi dengan Uni Eropa.

Rama optimis, dengan fokus pada digitalisasi dan AI, Albania dapat menyelesaikan semua persyaratan keanggotaan Uni Eropa di 2027.


Diterbitkan

dalam

oleh