Pertandingan robot humanoid menjadi ajang uji coba dalam bidang AI dan otomatisasi.

Tiongkok mengadakan acara pembukaan pertandingan robot humanoid pertama di dunia di Beijing, pada Kamis (14/8/2025).
Lalu, pertandingannya baru dimulai pada 15-18 Agustus 2025 dengan berbagai macam cabang olahraga, misalnya sepak bola, atletik, dan tenis meja.
Selain itu, terdapat cabang lain yang dipertandingkan, yaitu tantangan khusus robot, mulai dari menyortir obat-obatan, menangani material, hingga layanan kebersihan.
Baca juga: Robot Humanoid Jadi Simbol Kekuatan Baru Sebuah Negara
Acara yang bertajuk World Humanoid Robot Games ini diikuti oleh 280 tim yang berasal dari 16 negara, seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, Brasil, Australia, Jepang, dan negara lainnya.
“Kami datang ke sini untuk bertanding dan menang. Tetapi kami juga tertarik untuk penelitian,” ujar Max Polter, anggota tim sepak bola HTWK Robots Jerman.
Pertandingan robot humanoid di Tiongkok adalah bentuk dukungan pada industri robotika yang sedang berkembang, termasuk bidang AI dan otomatisasi.
Reuters melaporkan, dorongan Tiongkok terhadap robotika juga merupakan upaya mereka untuk mengatasi populasi yang menua dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Baca juga: Tecnologia! Ini Robot Bawah Air Canggih Buatan Indonesia
Bahkan, pemerintah Negeri Tirai Bambu telah mengucurkan dana $20 miliar selama setahun terakhir untuk mendukung sektor tersebut.
Kemudian, Beijing juga berencana untuk mengucurkan dana 1 triliun yuan (sekitar $137 miliar) untuk mendukung perusahaan rintisan AI dan robotika.
Tiongkok pernah menggelar acara robotika sebelumnya
Dukungan terhadap industri robotika sebenarnya sudah terlihat sebelum World Humanoid Robot Games.
Masih mengutip Reuters, Tiongkok telah menggelar serangkaian acara pertandingan robot humanoid bergengsi dalam beberapa bulan terakhir.
Sebut saja event maraton robot humanoid pertama di dunia di Beijing, konferensi robot, dan pembukaan toko ritel khusus untuk robot humanoid.
Baca juga: Mengontrol Robot dengan Apple Vision Pro
Namun, maraton tersebut menuai kritik setelah beberapa robot mengeluarkan asap selama perlombaan, dan beberapa gagal menyelesaikan lintasan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan teknologi yang sekarang sedang berkembang.
Setelah itu, ada beberapa kalangan yang mungkin memandang kompetisi dan acara semacam ini sebagai aksi publisitas.
Tetapi, para pakar teknologi dan peserta melihatnya sebagai “katalis” penting untuk memajukan robot humanoid menuju aplikasi praktis di dunia nyata.
Peran penting Tiongkok di industri robotika
Mengutip laporan Morgan Stanley, sebuah perusahaan multinasional asal AS, terjadi lonjakan pengunjung pada konferensi robotika tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Tiongkok, bukan hanya pejabat tinggi pemerintahnya, telah merangkul dan mewujudkan konsep kecerdasan buatan,” menurut laporan tersebut.
Laporan Morgan Stanley juga menyoroti peran Tiongkok yang tinggi terhadap industri robotika.
Dukungan yang berkelanjutan dalam persaingan robot humanoid, menyediakan bakat, sumber daya, dan pelanggan sangat dibutuhkan demi mendorong pengembangan industri serta adopsi jangka panjang.