Pariwisata Indonesia membutuhkan Teknologi Informasi (TI) terkini, khususnya peta digital yang bisa memandu perjalanan turis asing.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia di 2020 telah menghancurkan rencana sebagian turis asing maupun lokal.
Pariwisata global runtuh karena tingkat kedatangan wisatawan menurun sebesar 71% pada tahun 2021.
Hal itu memiliki dampak yang signifikan di negara-negara seperti Indonesia, di mana pariwisata sedang booming sebelum pandemi.
Tercatat, pariwisata Indonesia menghasilkan Rp536,8 triliun pada tahun 2017, atau 4,1% dari total produk domestik bruto Indonesia dengan 12,7 juta pekerjaan di industri.
Kemudian, bila merujuk kepada World’s First Digital Traveller Rankings 2017 atau Peringkat Wisatawan Digital, Indonesia menempati peringkat ke-3, di bawah India dan Cina.
Baca juga: Mobil Terbang Hadir Tahun Ini di Filipina
Adopsi teknologi digital memang memberikan dampak yang tidak terduga, yaitu sebagai alat yang membantu pemulihan pariwisata di seluruh dunia, sehingga menggeser preferensi dan prioritas wisatawan ke arah perjalanan digital.
Ini juga menghadirkan peluang bisnis baru dalam menawarkan pengalaman online yang lebih relevan.
Kegiatan pariwisata lebih banyak menawarkan hybrid events, terutama untuk festival musik, konser, dan pertemuan bisnis.
Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) memberikan pengalaman perjalanan baru dan telah diadopsi oleh hotel, destinasi wisata, serta online travel marketplace di seluruh dunia.
Target pariwisata Indonesia di 2024
Maka dari itu, Indonesia harus meningkatkan ketersediaan informasi dan komunikasi di platform digital untuk membawa lebih banyak turis asing kembali ke Indonesia.
Sebenarnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Indonesia, Sandiaga Uno, telah menyinggung hal ini saat menjadi pembicara di Rakornas Kemenparekraf 2022.
Target Kemenparekraf pada 2024 adalah menaikkan indeks pembangunan perjalanan dan wisata versi World Economic Forum (WEF) ke peringkat 22.
Sebagai informasi, Indonesia telah berhasil meraih peringkat 32 di Travel and Tourism Development Index 2021 (TTDI) yang diterbitkan pada Mei 2022, naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Berapa Kecepatan Pesawat Terbang Komersial?
Tetapi, demi mencapai target tahun ini, ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
Caranya yaitu dengan berkolaborasi, di antaranya soal infrastruktur, kesehatan, kebersihan, keberlanjutan lingkungan, ketahanan sosioekonomi, dan ICT readiness.
“Memang kita hanya 0,16% dari total anggaran APBN kita, sangat rendah seperti angka elektabilitas saya, tapi kalau kita lihat yang kita perlukan adalah kolaborasi,” ungkap Sandiaga dilansir dari situs Kemenparekraf pada waktu itu.
Peta digital dapat menjadi solusi pariwisata Indonesia di masa depan
Indonesia mungkin membutuhkan peta digital dalam rancangan strategi pariwisata yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan turis.
Peta tersebut menyajikan pengalaman, termasuk interaksi turis dengan titik kontak digital yang paling relevan di setiap tahap perjalanan (from dreaming to sharing).
Baca juga: Headband Ultrasonik AI Buat Mimpi Jadi Indah
Peta semacam itu dapat mengatasi tantangan pariwisata digital dan membantu industri pariwisata menawarkan pengalaman pariwisata yang lebih baik.
Menurut The Conversation, area yang dapat difokuskan oleh Indonesia untuk menyediakan layanan digital terbaik antara lain adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan layanan pemerintah digital di sektor pariwisata.
- Memanfaatkan strategi digital untuk mempromosikan pariwisata.
- Mengadopsi integrasi data dan interoperabilitas di sektor pariwisata.
- Berinvestasi dalam literasi digital untuk pekerja industri pariwisata.
- Lebih banyak penelitian dan pengembangan untuk adopsi teknologi di sektor pariwisata
- Meningkatkan layanan digital untuk bisnis.
- Menyederhanakan, memperbarui atau merevisi kebijakan dan peraturan yang terkait dengan digitalisasi di sektor pariwisata.
Menerapkan rencana di atas dapat mempercepat transformasi digital di industri pariwisata Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia dapat meningkatkan kualitas layanan pariwisata bagi turis asing atau lokal yang tertarik mengunjungi destinasi wisata di Indonesia.