Riset: Penggunaan Alat AI Jadi Pemicu Tren BYOAI

Annual Work Trend Index Microsoft and LinkedIn 2024 merilis laporan tentang kemunculan alat AI di tempat kerja yang memicu adanya tren BYOAI.

Microsoft merilis versi studi terbaru yang mendokumentasikan transformasi pekerja yang menggunakan alat AI selama beberapa tahun terakhir.

Riset bertajuk Annual Work Trend Index Microsoft and LinkedIn 2024 ini mensurvei 31 ribu orang di 31 negara.

Termasuk di dalamnya adalah pengguna Microsoft 365, LinkedIn, dan penelitian yang dilakukan dengan beberapa perusahaan besar.

Laporan yang dirilis Rabu (8/5/2024) ini menyajikan pandangan optimis mengenai dampak AI terhadap produktivitas dan efisiensi.

Baca juga: Alat AI Pengubah Foto Jadi Video Realistis dari Microsoft

Hasilnya, terdapat 75% pekerja berpengetahuan menggunakan AI di tempat kerja.

Setelah itu, 46% pengguna mulai menggunakannya kurang dari enam bulan yang lalu.

Alasan terbesar mereka menggunakan AI adalah dapat menghemat waktu kerja, dengan persentase sebesar 90%.

Kemudian, diikuti oleh fokus pada pekerjaan terpenting (85%), menjadi lebih kreatif (84%), dan lebih menikmati pekerjaan (83%).

Pada saat yang sama, pasar tenaga kerja akan kembali mengalami pergeseran, dengan AI yang memainkan peran utama. 

Meskipun khawatir akan kehilangan pekerjaan, sejumlah perusahaan melaporkan adanya kekurangan talenta untuk peran-peran kunci.

Baca juga: Apa Bedanya Google Bard AI dengan Gemini?

Seiring dengan semakin banyaknya karyawan yang melirik karier, para manajer mengatakan bahwa kecerdasan AI dapat menyaingi pengalaman. 

Bagi banyak karyawan, AI akan meningkatkan standar tetapi pada saat yang sama menghancurkan batasan karier.

Penelitian juga mengatakan, lebih dari 45% responden di seluruh dunia mengatakan mereka mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaan mereka pada tahun mendatang. Ini merupakan persentase tertinggi sejak 2021.

Jadi pemicu munculnya tren BYOAI

Kemudian, studi Microsoft mengungkapkan, pengguna AI yang sudah berpengalaman bisa menghemat waktu lebih dari 30 menit sehari.

Tanpa bimbingan atau izin dari atasan, karyawan mengambil tindakan sendiri dan merahasiakan penggunaan AI.

Baca juga: Janitor AI Character Jadi Teman Curhat Anak Muda Masa Kini

Banyak dari mereka yang menggunakan alat AI bukan dari perusahaan (sekitar 78%), memunculkan sebuah tren yang disebut sebagai Bring Your Own AI (BYOAI).

Sebenarnya, trend BYOAI sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu, namun kembali mencuat seiring dengan meningkatnya pengguna AI.

Temuan ini juga berdampak pada Microsoft, karena raksasa teknologi tersebut berupaya meningkatkan penjualan kepada pelanggan bisnisnya dengan gagasan menambahkan kemampuan AI premium ke lisensi perangkat lunak mereka yang sudah ada.

“Dengan memungkinkan terjadinya BYOAI, perusahaan beresiko kehilangan manfaat yang diperoleh dari penggunaan AI strategis dalam skala besar dan membahayakan data perusahaan,” kata Microsoft dalam ringkasan studi tersebut.

Kesimpulannya, saat ini AI sudah diterapkan di tempat kerja dalam skala yang tidak terduga. 

Para karyawan merasa kewalahan dan berada di bawah tekanan dari tempat mereka bekerja.

Oleh karena itu, menggunakan alat AI jadi salah satu cara para karyawan untuk mendapatkan bantuan.

Lalu, di sisi lain, AI merupakan peluang bagi setiap pemimpin agar dapat menyalurkan momentum ini ke dalam ROI (Return of Investment).


Diterbitkan

dalam

oleh