GEO di Chatbot AI “Membunuh” SEO di Mesin Pencari?

Pergeseran teknik SEO ke GEO di chatbot AI menimbulkan gesekan di sebagian kalangan, terutama yang bekerja di sekitar dunia pencarian.

Generative engine optimization atau GEO mulai santer terdengar sejak munculnya chatbot AI, seperti ChatGPT, Deepseek, dan sebagainya.

GEO adalah sebuah strategi optimasi yang tidak hanya berfokus pada kinerja kata kunci di dalam sebuah konten, tetapi juga kualitas dari konten itu sendiri agar muncul di hasil pencarian chatbot AI berdasarkan pertanyaan dari pengguna.

Adanya chatbot AI tentunya membuat tren baru, khususnya di industri digital marketing, untuk menyempurnakan situs website yang sebelumnya bergantung kepada SEO (search engine optimization).

Seperti yang diketahui, Strategi optimasi kata kunci atau SEO telah digunakan oleh hampir semua bisnis berskala kecil, menengah, sampai skala besar di internet.

Baca juga: 5 Generator AI Gratis untuk Mengubah Teks Menjadi Suara

Namun sekarang, kehadiran GEO memberikan jalan baru untuk melengkapi SEO yang sudah ada sejak 20 tahun lalu.

Bahkan, Google sudah menerapkan ini untuk mesin pencarinya, yang terlihat di bagian paling atas dengan sebutan “AI Overview.”

Sesuai dengan namanya, AI Overview adalah sebuah jawaban dari Google yang dihasilkan berdasarkan rekomendasi pencarian AI generatif.

Hal ini memberi sinyal yang jelas bahwa raksasa teknologi Amerika Serikat itu mulai menerapkan teknik optimasi berbasis AI generatif ke dalam produknya.

Baca juga: Alat AI Selain ChatGPT yang Mampu Membuat Jurnal Akademis

Pergeseran teknik untuk mengoptimalkan kata kunci tersebut menimbulkan gesekan bagi sebagian kalangan.

Mengutip The New York Times, hadirnya GEO dianggap sebagai “kekacauan” bagi sekelompok orang yang bekerja di dalam industri pemasaran, terutama SEO.

“Banyak pakar SEO tidak mau menerima bahwa segala sesuatunya sedang berubah,” ujar Aleyda Solis, CEO Oranti.

Solis melanjutkan, perubahan SEO ke GEO sangat terlihat dari perilaku pengguna internet.

“Chatbot membuat semua pengguna tetap berada di platform-nya, sampai mereka mendapatkan jawaban yang memuaskan,,” tambahnya.

Teknik fan-out membuat hasil pencarian lebih ringkas

Kehadiran GEO tentu tidak lepas dari dukungan Large Language Model (LLM), atau lebih dikenal dengan istilah LLMGEO.

Solis mengungkapkan, LLMGEO seperti di ChatGPT menggunakan teknik fan-out untuk menangkap berbagai variasi kueri.

Teknik ini memungkinkan AI generatif untuk menyelam lebih dalam ke website daripada pencarian tradisional di mesin pencari.

Cara kerjanya adalah dengan memecah pertanyaan menjadi subtopik dan mengeluarkan banyak kueri secara bersamaan berdasarkan pertanyaan pengguna.

Baca juga: Alat AI Pengubah Foto Jadi Video Realistis dari Microsoft

Kemudian, AI generatif akan mencocokkan variasi kueri dari pertanyaan pengguna dengan bagian konten yang ada di dalam website.

“Dengan kata lain, respons terhadap sebuah pertanyaan di chatbot akan cenderung meringkas atau mengutip (dari berbagai website),” jelas Solis.

Jadi, hasil dari optimasi GEO tidak hanya menampilkan alamat website, tetapi mengutip isi konten yang ada di dalam website sesuai dengan pertanyaan pengguna.

Ini membantu para pengguna menemukan lebih banyak informasi dari apa yang ditawarkan oleh website, serta menemukan konten yang lebih relevan dengan pertanyaan mereka.

GEO berpotensi menurunkan traffic

Namun, penerapan strategi GEO di dalam sebuah konten bisa dibilang bagaikan “pisau bermata dua.”

Pada satu sisi, strategi tersebut sangat membantu pengguna untuk mendapatkan jawaban yang paling relevan dari pertanyaannya.

Tetapi di sisi lain, pengguna mungkin tidak akan mengunjungi konten atau website sama sekali karena sudah mendapatkan jawaban yang relevan di chatbot.

Apabila pengunjung website berkurang, otomatis metrics yang mengidentifikasi traffic juga ikut berkurang, seperti visitor, pageviews, sessions, dan lain-lain.

Baca juga: Robot AI Jadi Wasit Sepakbola Masa Depan?

Untuk itu, Abhishek Iyer, mantan insinyur Google yang kini memimpin perusahaan bernama Acme.bot menyarankan, para kreator sebaiknya membuat konten yang berkualitas dan bermanfaat.

Ia berpendapat bahwa segala sesuatu yang baik untuk manusia, baik juga untuk kontinuitas sebuah website.

“Jika Anda menulis konten yang bermanfaat untuk manusia, itu juga bermanfaat bagi mesin,” kata Iyer.

GEO dan SEO memang sama-sama berperan untuk membantu visibilitas konten, baik di mesin pencari maupun di chatbot AI.

Namun, ada hal yang paling penting untuk diperhatikan, yaitu membuat konten yang bermanfaat dan berkualitas.


Diterbitkan

dalam

oleh